top of page

How to find malnutrition in Hospital?

Masalah yang biasanya terjadi pada pasien rawat di Rumah Sakit adalah mengalami masalah dalam asupan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhannya.[i] Keadaan ini seringkali tidak disadari atau terabaikan oleh tenaga medis yang lebih menekankan penyembuhan melalui pemberian obat berdasarkan penyakit pasien. Kurang tercukupinya asupan nutrisi dapat mengakibatkan menurunnya imunitas pasien [ii] sehingga dapat memperlambat penyembuhan penyakit, meningkatkan kemungkinan terjadinya komplikasi [iii] dan membuat masa perawatan pasien di rumah sakit menjadi lama.[iv]

Chulaporn Roongpisuthipong dari Thailand pada acara APPCN 2015, Kuala Lumpur menampilkan materi mengenai Malnutrition in Hospital yang telah banyak diteliti oleh berbagai negara (USA, Inggris, Itali, Swedia, Skotlandia, Filipina dan Brazil) sejak lama (tahun 1970an) mendapatkan prevalensi angka malnutrisi hingga 50%. Malnutrisi merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan dimana terdapat ketidakseimbangan gizi mulai dari kelebihan gizi (overnutrition) hingga kurang gizi (undernutrition). Keadaan overnutrition terdapat pada obesitas sedangkan undernutrition terdapat pada keadaan akut, kronis dan starvasi kronis, dimana semuanya berakibat pada defisiensi makronutrien, mikronutrien dan sindrom metabolik.

Berbagai metode skrining antara lain terdapat pada rekomendasi the European Society of Parenteral and Enteral Nutrition (ESPEN) untuk komunitas: Malnutrition Universal Screening Tool (MUST) pada dewasa, untuk rumah sakit: Nutritional Risk Score (NRS - 2002) dan geriatri menggunakan Mini Nutritional Assessment (MNA). Selain itu termasuk dalam rekomendasi the American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (ASPEN) meliputi Birmingham Nutrition Risk Score, Malnutrition Screening Tool (MST), Maastricht Index, Prognostic Nutritional Index, Short Nutrition Assessment Questionnaire, Subjective Global Assessment serta lainnya. [v] Skrining gizi disarankan wajib dilakukan rumah sakit guna mengurangi angka kejadian malnutrisi secara efektif.

Pelaksanaan skrining gizi sebaiknya disesuaikan dengan pelayanan yang dapat diberikan oleh rumah sakit melalui tenaga medis yang tersedia. Skrining gizi yang mudah dan cepat sangat membantu tenaga medis yang langsung berhadapan dengan pasien seperti perawat, bidan, dietrisien dan dokter untuk mendapatkan pasien yang berisiko malnutrisi.[vi]

[i]. Baldwin C, Parson TJ. Dietary advice and nutrition supplements in the management of illness-related malnutrition: a systematic review. Clin. Nutr. 2004;23:1267–1279

[ii]. Chandra RK. Nutrition and the immune system: an introduction. Am. J. Clin. Nutr. 1997;66:460S– 463S

[iii]. Naber TH, Schermer T, deBree A, Nusteling K, Eggink L, Kruimel JW, Bakkeren J, van Heereveld H, Katan MB. Prevalence of malnutrition in nonsurgical hospitalized patients and its association with disease complications. Am. J.Clin. Nutr. 1997;66:1232–1239.

[iv]. Braunschweig, C.; Gomez, S.; Sheean, P.M. Impact of declines in nutritional status on outcomes in adult patients hospitalized for more than 7 days. J. Am. Diet. Assoc. 2000, 100, 1316-1322.

[v]. Mueller C, Compher C, Ellen DM, A.S.P.E.N. Clinical Guidelines : Nutrition Screening, Assessment, and Intervention in Adults JPEN J Parenter Enteral Nutr 2011 35: 16-24

[vi]. Marian A.E van Bokhortst-de van der Schueren, Patricia Realino Guaitoli, Elise P Jansma, Henrica C.W. de Ver. Meta-analyse Nutrition Screening Tools: Does one size fit all? A systematic review of screening tools for the hospital setting. Clin Nutr 2014 33: 39 -58.

Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Social Icon
bottom of page